Softskil Bahasa Indonesia
.
Penalaran adalah proses berpikir yang
bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang
dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis(antesedens) dan
hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi
disebut konsekuensi.
Ada dua jenis metode dalam menalar
yaitu induktif dan deduktif.
Metode induktif
Metode penalaran induktif adalah adalah
suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan
empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat
umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran
deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki
konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan
lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala. Dalam konteks
ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap
gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan
gejala dan melakukan generalisasi.
Ada 3jenis penalaran induktif,yaitu
1.Generalisasi
Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena.
Contoh :
Bila seorang berkata bahwa mobil adalah
semacam kendaraan pengangkut, maka pengertian mobil dan kendaraan pengangkut
merupakan hasil generalisasi juga. Dari bermacam – macam tipe kendaraan dengan
ciri – ciri tertentu ia mendapatkan sebuah gagasan mengenai mobil, sedangkan
dan bermacam – macam alat untuk mengangkut sesuatu lahirlah abstraksi yang
lebih tinggi ( = generalisasi lagi ) mengenai kendaraan pengangkut.Generalisasi
dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang bukan
loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45)
2.Analogi
Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan.
TujuanAnalogi:
- Meramalkan kesamaan
- Menyingkap kekeliruan
- Menyusun sebuah klasifikasi
Contoh :
Kita banyak tertarik dengan planet Mars,
karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata
surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir
sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi
matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada
makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.
3. Kausal
Kausal adalah paragraph yang dimulai
dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan
yang menjadi akibat. Serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan
keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai
hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan
tidak memerlukan sanggahan.
Contoh :
Pada kata dewa-dewi, putra-putri,
pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.
Tujuan Kausal
Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan
Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :
a.
Sebab
ke akibat
b.
Dari
peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek.
b. Akibat ke sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai
akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
c. Akibat ke akibat
Dari akibat ke akibat yang lain tanpa
menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat.
Contoh :
Pada sabtu sore terjadi badai salju,
akibatnya jalanan ditutup karena dipenuhi oleh salju.
Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode
berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya
dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh :
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum)
dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan
imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif
sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Latar belakang
Penalaran deduktif dikembangkan
oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf Yunani
lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.). Aristoteles, misalnya, menceritakan
bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk mendeduksikan bahwa musim panen
zaitun pada musim berikutnya akan sangat berlimpah. Karena itu ia membeli semua
alat penggiling zaitun dan memperoleh keuntungan besar ketika panen zaitun yang
melimpah itu benar-benar terjadi.
Penalaran deduktif tergantung pada
premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil
yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang
tidak tepat.
Alternatif dari penalaran deduktif
adalah penalaran induktif. Perbedaan dasar di antara keduanya dapat
disimpulkan dari dinamika deduktif tengan progresi secara logis dari
bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus; sementara dengan
induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya. Penalaran induktif dimulai dengan
pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran
atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum
untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran
induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan
informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umu. Dengan memikirakan
fenomena bagaimana apel jatuh dan bagaimana planet-planet bergerak, Isaac
Newton menyimpulkan teori daya tarik. Pada abad ke-19, Adams dan
LeVerrier menerapkan teori Newton (prinsip umum) untuk mendeduksikan
keberadaan,massa, posisi, dan orbit Neptunus (kesimpulan-kesimpulan
khusus) tentang gangguan (perturbasi) dalam orbit Uranus yang diamati
(data spesifik).
Logika deduktif
Penalaran deduktif didukung oleh logika
deduktif. Metode deduksi sifatnya pasti. Berikut ini adalah contoh logika deduksi:
Premis 1: Semua manusia pasti mati
Premis
2: Socrates adalah manusia Kesimpulan:
Socrates pasti mati
"Socrates pasti mati" adalah
kesimpulan atau konsekuensi dari dua premis sebelumnya.
Jika premis 1 dan premis 2 benar, maka
kesimpulannya juga benar.
Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran,
maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai
jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi. Suatu penalaran bertolak
dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang
memang benar atau sesuatu yang memang salah. Dalam penalaran, pengetahuan yang
dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di
sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupunmaterial.
Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan –
aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijad
Ikan sebagai premis tetap.